Saturday, June 30, 2012

Saat Jerman Terhenti

Rekor Jerman yang tak terkalahkan dalam 15 pertandingan terakhir akhirnya terpatahkan kemarin malam di Warsawa, Polandia saat Jerman menghadapi Italia di semi final EURO 2012. Pertandingan yang berkesudahan 1 - 2 untuk kemenangan Italia tersebut sekaligus meloloskan Italia ke babak final untuk bertemu juara bertahan Spanyol.

Saya termasuk dalam kelompok yang kecewa akan kekalahan Jerman kemarin. Apalagi jika melihat fakta bahwa Jerman memiliki beberapa catatan yang lebih baik bila dibandingkan dengan Italia. Seperti misalnya mereka menjuarai grup B yang juga dijuluki grup neraka, dengan poin sempurna. Tujuh orang pemainnya telah menciptakan gol. Kemudian, rata-rata usia starting line-up yang lebih muda dibandingkan dengan tim-tim lain. Serta ditasbihkannya mereka sebagai tim paling sportif di EURO kali ini karena mengumpulkan paling sedikit kartu kuning atau paling sedikit melakukan pelanggaran, berbanding terbalik dengan Italia yang justru paling banyak melakukan pelanggaran meski juga paling banyak dilanggar.

Tak kurang lagi kecewanya jika menilik riwayat persepakbolaan Italia yang acap kali mencoreng sportifitas. Mulai dari skandal calciopoli yang terkuak pada 2006, sampai adanya skandal pengaturan skor (scommessopoli) dan juga judi ilegal yang sempat menyeret nama kiper Italia, Gianluigi Buffon belum lama ini. Hal-hal demikian yang membuat berat hati saya untuk menerima bahwa Jerman kalah dari Italia di semi final kemarin. Terasa seperti kekalahan sekelompok anak baik oleh sekelompok el mafioso. Maaf kalau saya berlebihan.

Tapi itulah sepakbola, yang ternyata lepas dari hukum-hukum ilmu pasti. Sepakbola ternyata misteri. Siapa yang menyangka bahwa Belanda harus menelan tiga kekalahan beruntun di fase grup, padahal mereka tampil baik di kualifikasi. Atau bagaimana Portugal akhirnya menyerah dari Spanyol di babak semi final setelah kalah dalam adu penalti, meski sesungguhnya Portugal memberi perlawanan yang berarti dan banyak menciptakan peluang.

Italia tampil baik kemarin, dan Jerman tampil gugup tidak seperti saat mereka menghadapi Portugal maupun Belanda di fase grup. Kesalahan utama adalah membiarkan gawang mereka kebobolan lebih dulu melalui gol tandukan Balotelli di menit 20. Italia yang unggul dalam catenaccio-nya pasti akan membuat kondisi semakin sulit bagi Jerman untuk membalikan keadaan. Hingga akhirnya gol kedua Balotelli pun terjadi di menit 36. Grendel pertahanan Italia yang sulit ditembus, dikombinasikan dengan serangan balik melalui sayap yang merobek pertahanan Jerman yang kosong, membuat 'kutukan' tidak pernah menang Jerman atas Italia belum terpatahkan.

Germany
Italy
1
Goals scored
2
54
Possession (%)
46
15
Total attempts
10
8
Attempts on target
5
7
Attempts off target
5
1
Attempts blocked
0
0
Attempts against woodwork
0
14
Corners
0
0
Offsides
2
1
Yellow cards
4
0
Red cards
0
13
Fouls committed
19
18
Fouls suffered
12

statistik dari: sini


But after all (ehemm..) sebagai FBJ (Fans Berat Jerman) saya tetap menaruh optimisme kepada tim kesayangan saya tersebut. Berharap mereka dapat bicara lebih banyak di World Cup 2014 mendatang, dengan modal pemain-pemain muda yang saat ini sudah tampil cukup prima, seperti Mesut Ozil, Mario Gomez, Holger Badstuber, Manuel Neuer dan Toni Kroos.

Terakhir, sedikit catatan buat pendukung tim-tim sepakbola yang cuma bisa komen asal jeplak, atau cuma bisa nyeungseurikeun (ngetawain; red.) kekalahan tim lain, please do some respect, seriously. Saya pribadi mengucapkan selamat buat Spanyol dan Italia yang sampai ke final, tak sabar menyaksikan tiki-taka versus catenaccio hari Minggu nanti. Sekian catatan dari saya, salam olahraga! :)

2 comments:

  1. Wow! Ulasan yang bernas dan cergas!
    Like it!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, terimakasih Mas Ipung. Feel flattered :)

      Delete