Thursday, October 11, 2012

Angkringan Mas Paijo



Bagi siapa saja warga Jakarta yang menggemari kuliner khas Yogyakarta, yakni sego kucing, rasanya patut menjajal warung sego kucing yang satu ini. Angkringan Mas Paijo namanya, terletak di daerah Kelapa Gading, tepatnya di jalan Tarian Raya Barat. Warung angkringan khas Yogyakarta ini senantiasa ramai. Setiap malam sego kucing serta lauk-pauknya bisa dipastikan sold out. 

Saya cukup beruntung tinggal di sebuah rumah kost yang tidak jauh dari warung angkringan ini, tak sampai lima menit berjalan kaki dari tempat kost. Karenanya saya cukup sering makan maupun jajan di sini. Selain dekat dari tempat saya tinggal, kuliner yang ditawarkan pun cukup variatif dan memanjakan lidah. Masih ditambah lagi, harga makanan dan wedangan di sini sangat bersahabat dengan kantong saya. Walhasil, bisa tiga kali dalam seminggu saya menyambangi warung angkringan ini.

Soal ambiance, Angkringan Mas Paijo mengingatkan saya akan warung angkringan yang dulu sering saya akrabi ketika tinggal di Yogyakarta dan Purwokerto. Mas Paijo dan tim sering terdengar melayani pelanggan dalam bahasa jawa halus, sehingga sejenak membuat anda lupa akan fakta bahwa sesungguhnya anda tengah berada di Jakarta. Alunan musik campursari pun hampir tidak pernah absen diputarkan oleh Mas Paijo, semakin menguatkan ingatan saya pada warung-warung angkringan di kota asalnya.

Mas Paijo ini bernama asli, Setiawan. Lalu kenapa jadi Paijo? Semata ini adalah "Nama poyok'an waktu kecil." katanya suatu saat. Saya pun tertawa, karena teringat Ibunda yang suka memanggil saya semasa kecil dengan sebutan Paijem jika saya nakal atau bermalas-malasan. Jadi rupanya nama Paijo ini dipilih sebagai merk, karena terdengar lebih menjual dan catchy daripada nama Setiawan, saya berkesimpulan. 

Bicara soal hidangan, Angkringan Mas Paijo serius dalam menjamin rasa dan kualitas. Sego kucing di sini, dibungkus dengan daun pisang. Jadi jika ingin dipanggang lagi, bungkusan nasinya tinggal kita letakkan di atas bara api yang juga berfungsi untuk menghangatkan teko-teko berisi wedang jahe. Demikian pula lauk-pauknya, sebelum di santap ada baiknya kita hangatkan sejenak di atas bara tersebut. Supaya lebih maknyuss, meminjam istilah dari Pak Bondan Winarno. 

Untuk menu, tersedia sego kucing dengan sambal teri, sego kucing dengan pindang, tempe bacem, aneka gorengan, usus ayam, telur puyuh, hati/ampela ayam, babat, ceker ayam, sewiwi (sayap ayam), kerang, otak-otak dan menu modern seperti sosis, bakso tahu serta chicken nugget. Wedangan yang pasti tersedia, teh, kopi hitam, sari jahe dan jahe susu, semuanya dimasak diatas arang.

Jika sedang berada di Kelapa Gading, atau memang penasaran dengan warung Mas Paijo ini, anda bisa datang setiap harinya mulai pukul 19:00. Diatas jam 21:00 saya tidak menjamin menu yang anda cari masih tersedia. Di Angkringan Mas Paijo berlaku istilah: lebih awal lebih baik.

Dan untuk para pengguna social media, Mas Paijo mengundang anda di akun Facebook-nya: Angkringan Mas Paijo, Twitter: @AngkringanPaijo dan check-in di Foursquare: @ Angkringan Mas Paijo.

Monggo diaturaken pinarak. 

Spanduk, sebagai alat promosi.

Arang yang menyala.

Sate usus, sate ampela dan sego kucing sambal teri.
Wedang jahe, anyone?

Mas Setiawan, Mas Asep dan seorang pelanggan.

No comments:

Post a Comment