Tuesday, September 18, 2012

Memorable Getaway di Gugusan Kepulauan Seribu


Ini adalah sekelumit cerita tentang liburan saya bersama empat orang teman, ke sebuah pulau yang merupakan bagian dari gugusan Kepulauan Seribu. Nama pulaunya, sebut saja Pulau Rahasia. Hahaha, bukan untuk membuat kalian penasaran, namun namanya saya rahasiakan agar setelah ini kalian tidak mendatanginya beramai-ramai, dan mengusik keindahannya (tsailaahh..).

Sabtu, 8/9/2012 itu saya ijin off dari kantor, potong cuti tentunya, demi sebuah tawaran berlibur yang belum tentu datang setahun sekali, [insert emot nangis bahagia di sini]. Ya, berlibur adalah sebuah anugerah untuk karyawan yang bekerja enam hari dalam seminggu, dan punya jatah cuti terbatas seperti saya.
Jadi berangkatlah saya hari itu, pukul 04:30 dari kost menuju pelabuhan Muara Angke menggunakan Taxi. Saya lupa kapan terakhir kali saya bepergian sepagi itu, haha. Selanjutnya mengikuti itinerary dari pimpinan trip kali ini, maka sampai di Muara Angke saya langsung menunggu kawan-kawan seperjalanan di SPBU Pelabuhan Muara Angke. Baru saya tahu kalau ternyata sejak dini hari sudah banyak sekali rombongan lain berkumpul di sana, juga untuk mengisi akhir pekan mereka di kawasan Kepulauan Seribu. Saya pun berpikir, "Yah kok rame banget ini yak". Maklum baru tahu. 

Akibat supir Taxi yang terlalu hafal jalan dan menyukai ngebut di tol pagi buta, Kelapa Gading - Muara Angke hanya butuh waktu dua puluh menit-an, Saudara sekalian! Maka saya pun sempat ngeteh-ngeteh cantik di warung dekat SPBU, sebelum akhirnya datanglah Mas Ipung dan Mas Yudhi. Lalu menyusul Mbak Yuni dan Mbak Wiwi tak berapa lama kemudian. Kenalan. Hiahaha, ya, saya memang belum mengenal Mas Yudhi, Mbak Yuni dan Mbak Wiwi sebelumnya, dan ini justru membuat perjalanan jadi lebih seru.

Sebagai anak baru, kelihatan barang bawaan saya paling sedikit, karena yang saya bawa hanya keperluan pribadi saya saja. Mas Ipung, Mas Yudhi dan Mbak Yuni lah seksi sibuknya. Mereka yang memang asli 'tukang jalan' sudah fasih membawa serta tenda, kompor trangia, alat masak sampai bahan makanan. Sungguh kali ini saya sangat beruntung.

Singkat cerita, naiklah kami berlima ke sebuah kapal bernama "Dolphin" untuk menuju Pulau Harapan. Persinggahan sebelum melanjutkan perjalanan menggunakan perahu ke pulau tujuan. "Dolphin" ini adalah kapal yang cukup besar sehingga bisa memuat banyak penumpang. Berapa kapasitas maksimalnya saya juga tidak yakin, hehe maafkan atas ketidak-lengkapan data pada tulisan ini ya, teman-teman. Selanjutnya, kapal ini melayani rute Muara Angke - Pulau Pramuka - Pulau Harapan. Namun di hari-hari tertentu, "Dolphin" tidak bersandar di Pulau Harapan, tapi selalu ada kapal lainnya bila memang "Dolphin" tidak sedang melayani rute tersebut.

Memakan waktu sekitar 3,5 jam perjalanan dari Muara Angke ke Pulau Harapan. Tak banyak yang bisa kalian lakukan di kapal selama penyeberangan. Apalagi di akhir pekan saat banyak sekali orang yang memiliki tujuan sama seperti kami; berlibur. Kapal menjadi penuh sesak, jangankan berjalan-jalan di kapal, selonjor saja aku sulit.  Jadi selama menyeberang, kegiatan yang disarankan adalah .............. tidur. Ya, karena kalau membaca buku di atas kapal yang sedang berjalan, dapat mengakibatkan kepala pusing untuk kalian yang belum terbiasa. Dan kalau mau motret juga sulit, karena kapalnya goyang-goyang, hehe.

Sampai di Pulau Harapan, kami pun 'meluruskan kaki' sejenak. Kegiatan yang kami lakukan di sana, makan siang dan sholat dzuhur. Pulau Harapan ini adalah salah satu pulau di Kepulauan Seribu dengan populasi penduduk yang cukup banyak. Tapi karena letaknya yang jauh dari daratan Jakarta, kawasan perairan di Pulau ini masih tergolong bersih. Saya masih bisa melihat ikan-ikan karang berenang di pantai sepanjang dermaga Pulau Harapan yang berair jernih dan dangkal.

Dermaga P. Harapan dari kejauhan


Usai istirahat siang itu, perjalanan pun kami lanjutkan dengan sebuah perahu sewaan yang berawakkan dua orang. Perahu itu akan membawa kami menuju spot untuk snorkeling, dan selanjutnya mengantarkan kami ke pulau tujuan yang tetap tidak akan saya sebutkan namanya.

Menjauh dari Jakarta, perairan Kepulauan Seribu memang menjanjikan keindahan bagi setiap mata yang memandang. Hamparan laut nan biru di saat cuaca cerah, ombak yang tidak terlalu ekstrim seperti di lautan selatan Jawa, serta jajaran pulau-pulau yang masih asri dapat kita temui di sini. Tak perlu lah sampai ke Lombok ataupun Karimun Jawa, ternyata Jakarta pun masih menyimpan keindahannya sendiri.

Spot snorkeling yang kita tuju adalah sebuah perairan yang tidak terlalu dalam, di seputaran sebuah pulau yang sangat kecil, yang hanya berupa hamparan pasir putih. Di sini harusnya saya tidak nekat nyebur, mengingat belum pernah mencoba snorkeling dan memang tidak bisa berenang. Haha, tapi untungnya ada sang master snorkeling, Miss Yuni yang membantu. Panik sih awalnya, dan deg-degannya masih terasa sampai dua jam berikutnya.

Spot snorkeling

Nicely captured by : Mbak Yuni.

Dari spot itu, kemudian kami pun menuju pulau, ehm.. rahasia, untuk selanjutnya menjadi tujuan akhir kami di hari itu. Di pulau ini lah kami berlima nge-camp. Pulaunya kecil, berpasir putih, dan memiliki sekurangnya dua buah bangunan tempat peristirahatan yang nampaknya sudah lama tidak digunakan. Penjaga pulau tinggal di sebuah bangunan kecil di muka dermaga. Pulau ini memang sering menjadi persinggahan kapal-kapal nelayan, namun tak banyak didatangi pengunjung untuk berwisata, jadi pas untuk dipilih jika yang kita cari adalah ketenangan, menjauh sejenak dari keramaian.

Daannnn, akhirnyaaaaaa saya pun mulai bisa menikmati snorkeling dengan benar di sekitaran dermaga pulau, dipandu Mbak Yuni dan ditemani Mbak Wiwi. Sementara itu, Mas Ipung dan Mas Yudhi ternyata telah mendirikan tenda di suatu tepian pantai, dan mengatur sarana nge-camp sedemikian rupa ...



Untuk selanjutnya saya menyimpan cerita unik tentang sumur tempat mandi, tentang suara ombak dan langit bertabur bintang yang menemani istirahat kami, tentang puisi "Bulan Separuh" (go ask Mbak Yuni for this..) , dan akhirnya cerita tentang perjalanan kembali ke daratan Jakarta keesokan harinya. Here, I'd choose to keep the story for myself.

Karena di awal saya bilang ini adalah sekelumit cerita, maka segera saya sudahi saja tulisan ini agar tidak terlalu panjang-lebar. Pesan saya, di mana pun kalian berada, jagalah kebersihan, jangan membuang sampah sembarangan. Kepada alam, take nothing and leave nothing (dengar dari siapa, yak?). Kalau mau, ambil gambarnya saja buat kenang-kenangan. Demikian yang dapat saya ceritakan, sekian dan terima pelukan, hahaha.

* Ralat paragraf terakhir: Leave nothing but footprints, take nothing but pictures.

Pak Saud.
Dermaga P. Harapan

Playlist dalam perjalanan ini :
♫♪♫♪
>> Carly Rae Jepsen - Call Me Maybe
>> Maroon 5 - Payphone
>> Fun feat. Janelle Monae - We Are Young
>> Gotye feat. Kimbra - Somebody That I Used to know
>> Kenny G - Over The Rainbow
>> The Script - The Man Who Can't Be Moved
>> One Direction - What Makes You Beautiful

Terima kasih, Mas Ipung, Mbak Yuni, Mas Yudhi dan Mbak Wiwi.

2 comments:

  1. Senang, bisa menemani liburan. :)
    Kapan-kapan jalan2 lagi kita. Oiya, tetep, jangan buang sampah sembarangan yaa. *toss*

    ReplyDelete
  2. Oiya, btw foto-fotomu tambah caem, dy! Nice pictures!

    ReplyDelete